Sunday, 5 August 2018

Belajar Bahasa : 4 Keterampilan Bahasa

empat keterampilan bahasa

KETERAMPILAN MEMBACA, MENULIS, BERBICARA DAN MENYIMAK

A. Keterampilan Membaca

Pembelajaran keterampilan membaca Manurut Dalman (2013:5), Keterampilan membaca adalah suatu keterampilan dalam sebuah kegiatan yang beupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Mengacu pada pendapat Dalman diatas bahwa keterampilan membaca adalah kemampuan seseorang dalam membaca teks atau kemampuan dalam memahami teks bacaan. Dalam keterampilan membaca, pembaca dapat mengenal kosa kata, menggaris bawahi kata kunci yang terdapat dalam teks, dapat mengenal kelas kata grammatikal, dll. Keterampilan membaca intensif adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya dikuasai. Contohnya seperti membaca pemahaman. Keterampilan ekstensif adalah membaca secara luas.

Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara. Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa : Mengenal sistem tulisan yang digunakan. Mengenal kosakata. Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis. Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

Contohnya seperti membaca sekilas.

B. Keterampilan Menulis

Berkaitan dengan pembelajaran keterampilan menulis, Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) mengatakan bahwa menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Mengacu dari pendapat diatas bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis. Pendekatan yang diperlukan oleh penulis dalam keterampilan menulis yaitu menggunakan ortografi yang baik dan benar, memilih kata yang tepat, menggunakan bentuk kata dengan benar, mengurutkan kata-kata dengan benar serta menggunakan struktur kalimat yang tepat agar dapat dipahami oleh pembaca dan menghindari ambiguitas. Dalam keterampilan menulis ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : ejaan, tanda baca, creative writing, habite reading.saat pembelajaran menulis mengapa harus memperjhatikan ejaan agar penulisannya sesuai dengan aturan yang sesuai dan tidak asal-asalan contohnya ketika seseorang menjadi penulis buku di Indonesia maka harus diperhatikan ejaannya yang sesuai dengan EYD atau sekarang EBI. Kemudian tanda baca juga harus diperhatikan dalam menulis karena apabila tidak ada tanda baca maka tidak akan jelas makna yang terkandung dalam tulisan tersebut, makna tersebut bisa saja tulisan tersebut bermkana perintah, pernyataan, atau pertyanyaan serta tanda baca juga memudahkan pembaca dalam memahami tulisan tersebut. Dalam keterampilan menulis juga kita harus menjadi creative writing agar tulisan kita mampu diterima oleh orang banyak dan tidak membosankan. Keterampilan menulis juga harus memperhatikan habite reading agar banyak pengentahuan atau referensi yang penulis ketahui sehingga saat melakukannya menjadi banyak bahan yang bisa ia tulis kemudian, karena pada hakikatnya ketika seseorang gemar menulis maka orang itupun akan gemar membaca. Contohnya yaitu pada mata kuliah Production écrite mahasiswa sering ditugaskan untuk membuat karangan baik itu menceritakan diri sendiri ataupun berargumentasi, mahasiwa

C. Keterampilan Berbicara

Berkaitan dengan keterampilan berbicara Khmadi (1984: 9) menyatakan bahwa berbicara memberikan pengertian berbicara sebagai suatu keterampilan memproduksikan arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan dan keingingan kepada orang lain. Dari pendapat Khmadi maka dapat dikatan bahwa keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mengasah kemampuan berbicara seseorang. Aktivitas yang ada dalam pembelajaran keterampilan berbicara adalah bermain peran, berpidato, debat, argumen, memberi topik. Dalam keterampilan berbicara ini anak dituntut untuk bisa bicara menggunakan bahasa yang ia pelajari untuk mempelajari keterampilan berbicara yaitu dengan memkasa anak untuk berbicara. Memkaksana anak untuk berbicara dapat dilakukan seperti yang sudah saya jelaskan dalam aktivitas yang ada dalam pembelajaran berbicara salah satunya bermian peran. Anak biasanya akan suka bermain peran saat berbicara karena pada aktivitas ini anak ada teman untuk bicara sehingga ada motivasi yang lebih untuk mengeluarkan kosa kata dam bahasa yang ia pelajari sebelumnya. Begitu pula dengan pidato, dan debat. Pada saat berargumentasi biasanya anak akan terus berbicara karena tidak ingin kalah dari lawannya sehingga baik digunakan untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Kemudian guru memberi topik kepada anak didiknya dan memyuruhnya untuk mengembangkan topik tersebut dan di presentasikan, ini juga bisa memicu atau merangsang anak untuk berbicara di depan dan meningkatnya kepercayaan diriya saat berbicara bahasa yang ia pelajarinya. Contoh: Dalam keterampilan berbahasa biasanya lebih sering menggunakan metode bermain peran atau berdialog. Bermain peran dapat meningkatkan keberanian murid dalam berbicara bahasa asing serta menambah kosa kata. Dalam bermain peran, orang yang terlibat di dalamnya harus saling mengerti dan paham pada apa yang menjadi bahan pembicaraan akan terjalin komunikasi yang lancar.

D. Keterampilan Menyimak

Berkaitan dengan pembelajaran menyimak, Russel & Russel 1959 menyatakan bahwa menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Mengacu dari pendapat para ahli diatas keterampilan menyinak merupakan kemampuan anak untuk menangkap bunyi bahasa yang ia pelajarinya serta dapat mengerti ketika mendengar ada seseorang, audio, suara dari bahasa yang ia pelajarinya. Keterampilan menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan kata lain keterampilan menyimak ekstensif di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Sedangkan ketika kita mempelajari bahasa asing kita akan mengalami banyak kesulitan diantaranya yaitu dalam menyimak. Pertama kita tidak tahu kosa kata dan yang kedua mungkin kita baru mendengar apa yang mereka katakan sehingga perlu adanya keuletan agar mampu menguasai bahasa asing yang saat ini kita pelajari. Dalam menyimak kita harus banyak mendengarkan penutur asli yang sedang berbicara agar kita terbiasa dengan bahasa mereka. Mempelajari bahasa kedua harus banyak berlatih.Menyimak intensif adalah memahami bahasa formal atau bahasa yang sering digunakan dalam acara resmi, serta dalam menyimak intensive diperlukan konsentrasi yang tinggi. Sedangkan menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Dalam situasi mendengarkan ekstensif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat. Contoh menyimak adalah mendengarkan audio, lagu, dll.

Referensi

Ahmadi.1984. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Churchman West C, Ackoff L. Russel, Arnoff Leonard. E. 1959. Introduction to Operations Research. New York: PublisherJohn Wiley and Sons.
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raya Grafindo Persada.
St.Y. Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.