Budaya perancis sangat
penting di dalam pembelajaran bahasa asing (Perancis) karena bahasa dan budaya
merupakan dua hal yang sangat berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Bahasa
selalu butuh konteks atau situasi karena keduanya adalah tempat dimana suatu
bahasa digunakan. Dan situasi atau konteks tersebut merupakan setting budaya. Begitu pula bahasa
perancis dan budayanya sehingga ketika mempelajari bahasa asing harus juga
dengan budayanya. Salah contoh
budaya perancis sangat penting dalam pembelajaran bahasa perancis yaitu dari
kata “Riz” dalam budaya perancis bisa
disebut nasi atau beras kedunya sama saja. Sedangkan dalam bahasa Indonesia
berbeda. Kemudian penempatan atau pola plat nomer pada kendaraan (mobil) di
Penrancis dan di Indonesia memiliki penempatan yang berbeda sehingga penting
untuk tahu budaya dari bahasa yang kita pelajari agar kita bisa tahu dengan
benar bagaimana penggunaan bahasanya. Dalam mempelajari bahasa dan budayanya
ada yang disebut dengan budaya bersifat non
judgmental fashion berdasarkan kompasiana yaitu kebiasaan cara pandang seseorang terhadap terhadap
orang lain berdasarkan pada penampilannya karena tidak bisa dipungkiri cara
berpakaian orang barat berbeda dengan orang timur sehingga menimbulkan
kotroversi dalam cara pandanganya. Di budaya timur masyarakatnya berpandangan
bahwa wanita yang mengenakan pakaian minim diaggap buruk dan menyalahi aturan
atau norma yang berlaku disana dan anggapan masyarakat terhadap wanita tersebut
seolah-olah wanita buruk seharusnya manusia tidak dipandang dari pakainnya saja
akan tetapi karena budaya bersifat non
judgmental fashion telah melekat pada masyarakat sehingga sulit merubah
cara pandangnya. Sebaliknya di masyarakat barat memandang wanita yang memakai
hijab dianggap tetoris atau seseorang yang berbahaya. Contohnya seorang wanita menggunakan rok saat pulang dari
perkerjaannya dari kantor kemudian mendapat judgmental bahwa wanita tersebut
tidak dapat menjaga dirinya.
B.
Strategi
pembelajaran budaya dalam bahasa
a. Berdasarkan
materi autentik yaitu materi atau bahan ajar berdasarkan kenyataan atau sesuai
dengan realistis kehidupan yang sebenarnya sehingga siswa dalam belajar dapat
melihat dengan sebenar-benarnya. Contoh:
gambar, kartu ucapan, jadwal transportasi, media cetak, televisi, atau film
dokumenter, dll.
b. Berdasarkan
materi proverb yaitu berupa bahan ajar atau materi yang diberikan melalui
ungkapan-ungkapan atau pepatah. Materi proverb dari bahasa Perancis dapat
dialih bahasakan ke bahasa Indonesia begitu pun sebaliknya. Contoh: ungkapan bahasa Perancis “je t’aime” dialihkan kedalam bahasa
Indonesia “aku cinta kamu”.
c. Bermain
peran merupakan metode pembelajaran yang digunakan guru atau dosen agar
muridnya dapat berbicara dengan orang lain dengan leluasa. Bermain peran atau
dalam bahasa perancis jouer de roule
yaitu biasa dilalukan pada mata kuliah berbicara. Metode pembelajaran bermain
beran biasanya dimainkan lebih dari dua orang dengan tema yang sudah ditentukan
oleh guru atau dosen. Berkaitan dengan bermain peran, Depdikbud (1964:171)
mengatakan bahwa (1) bermain peran adalah salah satu metode pembelaran dengan
nuasa permainan pendidikan (2) permainan ini melihatkan perasaan, sikap,
tingkah laku dan nilai yang akan melekat pada siswa atau mahasiswa (3) tujuan
dari bermain peran yaitu siswa atau mahasiswa mampu menghayati perasaan, sudut
pandang serta cara berpikir sesuai dengan peran yang ia mainkan. Dengan
demikian, bermian peran ini dapat menjadi solusi untuk mengembangkan
keterampilan berbicara siswa atau mahasiswa. Contoh: drama, teater.
d. Murid
bercerita tentang pengalaman hidup di luar negeri yaitu murid dapat
mengembangkan bahasa melalui pengalaman hidupnya. Contoh: ketika mahasiwa atau murid telah pulang dari luar negeri
(Perancis) kemudian muridnya diminta untuk menceritakan pengalamannya disana
salah satunya diminta menceritakan budaya, cara belajar, kegiatan apa saja yang
telah dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar murid dapat mengembangkan
kemampuan bahasanya dan dapat menjadi motivasi bagi murid yang lain.
e. Berdasarkan
Sastra sangat erat kaitannya dengan pembelajaran budaya, karena sastra
merupakan pembelajaran yang mendalami budaya-budaya asing, baik dari segi karya
seni, bangunan ataupun bahasa. Contoh:
membaca puisi bahasa Perancis.
f. Berdasarkan
Kapsul budaya (culture capsule)
merupakan deskripsi singkat tentang aspek-aspek yang terdapat pada budaya asing
yang akan dipelajari. Contoh:
makanan yang biasanya dimakan, jam makan, atau hari-hari penting.
g. Berdasarkan
etnografi merupakan tulisan atau deskripsi mengenai kehidupan sosial budaya
suatu suku atau bangsa. Contoh:
mempelajari kebudayaan asing (Perancis) melalui cara mereka berbicara, cara
mereka bertindak, atau mendengar komentar orang lain mengenai suatu budaya.
Referensi
Depdikbud. 2005.Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kompasiana.
2015. Non Judgmental. Diakses 2 Juli 2018. [Online]:
EmoticonEmoticon