Perbedaan mistake dan error di dalam ujian
pembelajar.
a. Mistake
adalah kesalahan yang dilalukan siswa dalam hal pengucapan atau penulisan. Hal
tersebut biasanya terjadi karena siswa kurang fokus terhadap suatu materi atau
pembalajaran. Pada kasus mistake ini
sebenarnya siswa tahu dengan apa yang dia ucapkan atau yang dia tuliskan, namun
pada saat penulisan atau pengucapan terdapat kesalahan. Contoh dari mistake yaitu
siswa akan akan mengucapkan ( je suis
allée à Garut ) namun dalam pengucapannya allée dengan akhiran –er yang
menjadikan hal tersebut adalah mistake. Atau dalam kasus kesalahan penulisan
yaitu siswa akan menulis ( je suis allée
à Garut ) namun dalam penulisannya allé.
Umpan balik yang harus guru lakukan jika ada murid yang melakukan mistake adalah dengan meminta ia
mengulangi kalimat yang diucapkannya (satu kali). Jika masih salah, maka guru
dapat mengulangi kalimat tersebut dengan pengucapan yang benar ( je suis allée à Garut ) sambil
memberikan jempol atau pujian lainnya kepada siswa tersebut.
b. Error adalah
kesalahan yang dilakukan siswa dalam hal pemahaman. Dalam hal pemahaman ini,
siswa belum mengetahui dan memahami pola bahasa yang digunakan. Contoh: siswa diminta membuat satu
kalimat sederhana. Guru meminta seorang siswa membacakannya. Seorang siswa
membaca hasil kerjanya (elle alle maison,
hier) dari kalimat tersebut terdapat error. Siswa menggunakan kata kerja
yang salah dan tidak menggunakan preposisi dan rumus temps yang harus digunakan dalam kalimat tersebut. Sebagai umpan
balik, guru bisa meminta kepada siswa tersebut untuk menuliskan kalimatnya di
papan tulis untuk menjadi pembelajaran bagi semua siswa, dimana letak kesalahan
dan bagaimana kalimat yang benarnya atau meminta siswa lain untuk mengajarkan
kepada anak tersebut (belajar bersama). Tak lupa guru harus memberikan
penghargaan atau apresiasi kepada siswa tersebut karena sudah berani memberikan
kalimatnya dan terus memotivasinya supaya semangat belajar.
Selain kesalahan mistake dan error, sumber-sumber masalah lainpun dapat muncul di dalam pembelajaran bahasa. Diantaranya yaitu sebagai berikut.
Selain kesalahan mistake dan error, sumber-sumber masalah lainpun dapat muncul di dalam pembelajaran bahasa. Diantaranya yaitu sebagai berikut.
Sumber-sumber
masalah yang dapat terjadi di kalangan pembelajar meliputi banyak faktor. Diantaranya
yaitu: Faktor keluarga, guru, faktor eksternal, dan eskpektasi rendah. Contohnya keluarga tidak mampu membiaya
anak sekolah sehingga anak minder belajar karena kurang biaya. Kemudian guru
dapat menjadi bagian dari sumber masalah yang ada di dalam kelas jika guru
tersebut tidak menguasai kelas dan materi yang akan disampaikan. Hal tersebut
membuat murid menjadi tidak bersemangat atau malas untuk mengikuti pelajaran.
Sebagai seorang guru, sebelum kita mengajar di kelas sebaiknya sebelum masuk
kelas atau pada malam harinya guru mempersiapkan materi yang akan dipelajari
besok di kelas, agar kita terlihat siap dimata siswa untuk menyampaikan materi.
Jangan sampai kita terlihat ’kosong’ atau tidak paham dengan meteri yang kita
sampaikan didepan murid kita sendiri. Contohnya
guru tidak menjelaskan dengan baik materi yang ia pelajari sehingga murid tidak
memahami pelajaran dari guru tersebut.
Langkah-langkah
yang akan saya lakukan jika terjadi masalah di dalam kelas yaitu sebagai calon
guru, sudah seharusnya saya bisa melakukan aksi cepat tanggap tapi tetap tenang
agar tidak terlihat panik. Jika murid melakukan kesalahan, maka sebisa mungkin saya
tidak memberikan hukuman yang membuat dia jadi malas untuk bertemu di mata
pelajaran saya, sebisa mungkin ‘hukuman’ tersebut adalah hukuman yang telah
disetujui sebelum pembelajaran dimulai, atau dengan kata lain sudah membuat
tata tertib bersama murid jika ada yang berbuat kesalahan atau jika saya harus
meberikan hukuman apada murid maka berilah satu hukuman untuk satu kesalahan.
Setelah itu, maka pembelajaran harus dilanjutkan dengan sikap tenang agar tidak
ada ketegangan selama pembelajaran berlangsung. Jika sikap murid sudah diluar
batas, maka saya harus membawa murid tersebut ke BK atau Kepala Sekolah yang
lebih berwenang dalam memberikan hukuman.
EmoticonEmoticon