Thursday, 9 June 2016

Fitur Semantik




Fitur Sematik Sebagai Alat Analisis Data Bahasa Untuk Makna
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari salah satu mata kuliah
Linguistique Generale dari dosen pengampu :
Drs. Dudung Gumilar,M.Sc.Lib.





 








Oleh
Ajeng Lisfiani [1506212]


PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016







Kata Pengantar

Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yakni mata kuliah Linguistique Generale. Ilmu lingistik yaitu ilmu yang tidak hanya membahas struktur bahasa. Tatapi dalam ilmu linguistik dibahas berbagai aspek bahasa. Ilmu lingustik membahas bahasa secara umum serta membahas seluk-beluk bahasa. Maka dari itu penting mengetahui ilmu linguistik sebagai media komunikasi yang bersifat komunikatif. Dengan menguasai ilmu lingustik masyarakat akan mengetahui berbagai bidang-bidang bahasan dalam linguistik, seperti fonetik, fonologi, morfologi, lexikologi, sintaksis, dan sematik. Maka dari itu paper ini disusun dengan semaksimal mungkin atas bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian paper ini, penyusun mengucapkan terima kasih.
Puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad  SAW, kapada keluarganya, kapada sahabatnya hingga kepada kita selaku umatnya.
Penyusun menyadari paper ini jauh dari kata sempurna seperti pepatah “Tiada gading yang tak retak”.Oleh karena itu penyusun menerima dengan tangan terbuka untuk kritik dan saran agar dapat menyempurnakan paper ini.
Akhir kata penyusun berharap paper ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi kita semua umumnya.

Bandung, 24 Mei 2016

                                                                                                                             Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................
2
2.1 Definisi Semantik..........................................................................
2
2.2 Cakupan Sematik..........................................................................
3
2.3 Definisi Fitur Semantik.................................................................
3
2.3.1.      Teori Futur....................................................................
3
2.3.2        Fitur Semantik..............................................................
4
BAB III ANALISI DATA..........................................................................
5
BAB IV PENUTUPAN..............................................................................
16
3.1 Kesimpulan...................................................................................
16
Referensi………….....................................................................................
17


 
BAB I
Pendahuluan
Paper ini membahas semantik dalam bidang fitur sematik sebagai sumber data penelitian linguistik. Tujuan dari paper ini adalah :
1) mendeskripsikan pengertian sematik,
2) mendeskripsikan cakupan-cakupan semantik, dan
3) mendeskripsikan peran fitur semantik sebagai sumber data penelitian linguistik.
Adapun paper ini dibatasi oleh tiga pertanyaan penelitian yaitu:
1) Apakah semantik?,
2) Apa saja cakupan semantik?, dan
      3) Apa peran futur semantik dalam penelitian linguistik?.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, paper ini meggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif dan teknik penelitian menggunakan study pustaka. Hasil penelitan menunjukan bahwa lingustik adalah Ilmu yang membahas bahasa secara umum serta membahas seluk-beluk bahasa. Maka dari itu penting mengetahui ilmu linguistik sebagai media komunikasi yang bersifat komunikatif dan futur semantik dapat dijadikan analisi penelitan dalam ilmu linguistik dalam bidang semantik.

  
BAB II
Landasan Teori
2.1 Definisi semantik
Semantik sebagai istilah di dalam ilmu bahasa mempunyai pengertian tertentu. Menurut Aminuddin (1998), Semantik yang semula berasal dari bahasa Yunani, mengandung makna to signift atau memaknai. Sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”. Dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik.
 Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah seamino yang berarti menandai atau melambangkan. Yang dimaksud tanda atau lambang di sini adalah tanda-tanda linguistik yang terdiri atas (1) komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent/acuan/hal yang ditunjuk. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu Semantik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Semantik adalah ilmu tentang makna atau arti.              (NN,__, Semantik Bahasa Indonesia, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:D2UfE1hFxjkJ:file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_7.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a, diakses tanggal 27 Mei 2016).
 Kridalaksana (1993: 193-194) memberikan pengertian semantik sebagai (1) bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara; (2) sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya. Sementara itu, Keraf (1982) mengemukakan bahwa semantik adalah bagian dari tatabahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata. Sedangkan Harimurti (1982) mengemukakan bahwa, semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan atau kata atau cabang ilmu bahasa yang mengkaji antara lambang dan referennya, misalnya kata kata kursi bereferen dengan “sebuah benda yang fungsinya dipakai duduk dengan kaki terdiri atas empat”. Berdasarkan pengertian di atas, semantik pada dasarnya merupakan salah satu cabang lingustik yang mengkaji terjadinya berbagai kemungkinan makna suatu kata dan pengembangannya seiring dengan terjadinya perubahan dalam masyarakat bahasa. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna.
2.2 Cakupan semantik
Cangkupan sematik diantaranya: Pertama, mempelajari dan memahami konsep unsur-unsur semantik, yang terdiri atas (1) tanda dan lambang (simbol), (2) makna leksikal dan hubungan referensial, dan (3) mempelajari dan memahami mengenai konsep penamaan. Kedua, mempelajari dan memahami jenis-jenis makna dalam studi semantik, yang terbagi atas (1) makna sempit, (2) makna luas, (3) makna kognitif, (4) makna konotatif dan emotif, (5) makna referensial, (6) makna konstruksi, (7) makna leksikal dan makna gramatikal, (8) makna idesional, (9) makna proposisi, (10) makna pusat, (11) makna piktorial, dan (12) makna idiomatic. Ketiga, mempelajari serta memahami konsep dasar mengenai aspek, kala, nomina temporal, dan modus, serta deiksis atau penunjukan dalam studi semantik. (Resmini,__, Unsur Sematik dan Jenis Makna, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_Li67fcdBbMJ:file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_8.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a. Diakses tanggal 27 Mei 2016).
2.3  Definisi traits sématiques (Fitur Semantik)
2.3.1.      Teori Fitur
Diceritakan dalam sebuah blog mengenai arti fitur (Nefri, 2011, Pemerolehan Bahasa Manusia (Semantik);
http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1, diakses tanggal 27 Mei 2016) untuk dapat mangkaji pemerolehan semantik kanak-kanak kita perlu terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan makna atau arti itu. Menurut salah satu teori semantik yang baru, maka dapat dijelaskan berdasarkan yang disebut fitur-fitur atau penanda-penanda semantik. Ini berarti, makna sebuah kata merupakan gabungan dari fitur-fitur semantik ini.
2.3.2        Fitur Semantik

Dalam teori ini diyakini kanak-kanak memperoleh makna suatu kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantik kata itu satu demi satu sampai semua fitur semantik itu dikuasai, seperti halnya pada orang dewasa. Contoh pemerolehan semantik ini, menurut Clark, pada mulanya kanak-kanak berbahasa Inggris menyebut  semua bintaag berkaki empat doggie atau kitty, atau apa saja larena mulanya kanak-kanak itu hanya menguasai beberapa fitur semantik. Yakni [+human], [+animal}, dan [+four legged]. Seiring perkembangan usianya fitur-fitur semantik lain juga dikuasai sehingga pada umur tertentu kanak-kanak itu dapat membedakan dogie dan kitty.(Chaer, 2003).

BAB III
Analisis Data
Saya sekarang menemukan fitur semantik, yang mempunyai kategori dan nilai-nilai, namun pada sistem umum tetap sama. Dasar umum semantik didefinisikan oleh garis (+) jika mempunyai fitur sepeti pada manusia dengan semua pernyataan, dan masing-masing atau setiap istilah dibedakan dari orang lain setidaknya satu sifat atau lebih. Ini dimaksudakan agar fitur semantik semakin jelas. Akan tetapi jika tidak tidak memiliki fitur maka dapat didefinisikan oleh garis (-). Bahkan, sistem ini juga termasuk redundasi yang sama dengan sistem fonologi. Hal ini dapat mengurangi salah satu dari dua kategori yang dihasilkan. Berikut ini hasil temuan dan analisis saya.
Tabel 1: Fitur Tempat

Menerima
Dengan uang
Dibatas waktu
permanen
Hotel
+
+
+
-
Kontrakan
+
+
+
-
Rumah orang tua
+
-
-
+
Rumah sodara
+
-
+
-
Berdasarkan hasil temuan dan analisi saya, hotel mempunyai fitur (+) menerima, deangan uang, dibatasi waktu. Hotel tidak mempunyai fitur (-) permanen. Artinya hotel dapat kita gunakan (menerima) ketika kita membayar dengan uang dengan batas penggunaan yang ditentukan dan sifatnya tidak permanen. Kontrakan mempunyai fitur (+) menerima, deangan uang, dibatasi waktu. Kontrakan tidak mempunyai fitur (-) permanen. Artinya kontrakan dapat kita gunakan (menerima) ketika kita membayar dengan uang dengan batas penggunaan yang ditentukan dan sifatnya tidak permanen. Rumah orang tua  mempunyai fitur (+) menerima, permanen. Rumah orang tua  tidak mempunyai fitur (-) dengan uang, dibatasi waktu. Artinya rumah orang tua dapat kita gunakan tanpa menggunakan uang (membayar) dan tidak dibatasi dengan waktu tertentu untuk tinggal karena bersifat permanen. Rumah saudara mempunyai fitur (+) menerima, dibatasi waktu. Rumah saudara tidak mempunyai fitur (-) dengan uang, permanen. Artinya rumah saudara dapat digunakan tanpa menggunakan uang (membayar) namun dibatasi oleh waktu karena tidak bersifat permanen.
Fitur 2: Fitur Bacaan

Anak
Remaja
Dewasa
Komik
+
+
-
Majalah
-
+
+
Koran
-
-
+
Cerpen
+
+
+
Novel
-
+
+
Berdasarkan hasil temuan dan analisi saya, komik mempunyai fitur (+)  anak, dewasa dan remaja . Artinya komik biasanya dibaca oleh semua kalangan. Majalah mempunyai fitur (+) Remja, dewasa, majalah tidak mempunyai fitur (-) anak-anak. Artinya majalah biasanya dibaca oleh rebacamaja dan dewasa, majalah tidak dibaca oleh anak-anak. Koran mempunyai fitur (+) dewasa, koran tidak mempunyai fitur (-) anak-anak, dewasa. Artinya koran biasanya dibaca oleh orang dewasa, koran biasanya tidak dibaca oleh anak-anak dan remaja. Cerpen   mempunyai fitur (+)  anak, dewasa dan remaja . Artinya cerpen biasanya dibaca oleh semua kalangan. Novel mempunyai fitur (+) Remja, dewasa, Novel tidak mempunyai fitur (-) anak-anak. Artinya novel biasanya dibaca oleh remaja dan dewasa, novel tidak dibaca oleh anak-anak.
Dalam hal binatangpula sukar hendak dibedakan antara satu sama lain melainkan fitur semantik seperti kerbau, lembu dan kuda. Dengan demikian, perhatikan tabel 3 : Fitur Binantang


Manusia
Jantan
Dewasa
Berkaki Empat
Bermata dua
Bertelinga dua
Berkumis
Berbulu
Kerbau
-
+
+
+
+
+
+
+
Lembu
-
-
+
+
+
+
+
+
Kuda
-
-
-
+
+
+
+
+
Berdasarkan penjelasan ini, bolehlah kita rumuskan bahawa setiap perkataan mengandungi komponen makna atau fitur makna yang boleh disenaraikan untuk dihuraikan. Teori fitur mengatakan bahwa konsep terbentuk dari sekelompok unit yang lebih kecil yang dinamakan fitur. Konsep mengenai objek yang dinamakan kerbau, lembu, dan kuda mempunyai sekelompok fitur (+) yakni, (a) berkaki empat,(b) bermata dua, (c) bertelinga dua, (d) berhidung satu, (e) berkumis, (f) berbulu, (g) berwarna putih, hitam, coklat, dan tidak mempunyai (-) fitur manusia. Pada lembu dan kuda tidak mempunyai fitur (-) jantan, sedangkan kerbau mempunyai fitur (+) jantan. (WAN MOHD AFFENDY BIN MUSTAPAI, 2013, JENIS-JENIS MAKNA DALAM SEMANTIK TUGASAN 2 TEORI ANALISIS KOMPONEN MAKNA (KARZ DAN FODOR),               http://wanmohdaffendy.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-makna-dalam-semantik.html?m=1, diakses tanggal 27 Mei 2016).
Tabel 4: Fitur kendaraan

Roda 4
Roda 2
Menggunakan Bahan Bakar
Mobil
+
-
+
Motor
-
+
+
Sepeda
-
+
-
Berdasarkan hasil temuan dan  analisi saya, mobil mempunyai fitur (+) roda 4. Motor dan sepeda tidak mempunyai fitur (-) roda 4. Mobil tidak mempunyai fitur (-) roda 2. Mobil dan motor mempunyai fitur (+) menggunakan bahan bakar, sedangkan sepeda tidak mempunyai fitur (-) menggunakan bahan bakar. Artinya mobil merupakan kenadaraan roda 4 yang menggunakan bahan bakar. Motor merupakan kedaraan roda 2 yang menggunakan bahan bakar dan sepeda merupakan kendaran roda 2 yang tidak menggunakan bahan bakar.
Tabel 5: Fitur Pakaian

Perempuan
Laki-laki
Menutupi seluruh tubuh
Dipakai untuk beribadah
Sarung
-
+
-
+
Mukena
+
-
+
+
Berdasarkan hasil temuan dan analisis saya, sarung mempunyai fitur (+) dipakai untuk laki-laki dan dipakai untuk beribadah, sarung tidak mempunyai fitur (-) tidak dipakai oleh perempuan dan tidak menutupi seluruh bagian tubuh. Mukena mempunyai fitur (+) dipakai oleh perempuan, menutupi seluruh tubuh, dan dipakai untuk beribadah, sedangkan mukena tidak mempunyai fitur (-) tidak dipakai oleh laki-laik. Jadi sarung dan mukena mempunyai fitur yang sama yaitu dipakai untuk beribadah.
Tabel 6: Fitur Benda

Menutupi semua kaki
Tidak tembus air
Memakai tali
Formal
Praktis
Sandal
-
-
+
-
+
Sepatu
+
+
+
+
-
Berdasarkan hasil temuan dan analisi saya, sandal mempunyai fitur (+) memakai tali dan praktis, sandal tidak mempunyai fitur (-) tidak menutupi semua kaki, dapat tembus air, dan tidak dapat dipakai ke tempat yang formal. Sedangkan sepatu mempunyai fitur (+) menutupi semua kaki, tidak tembus air, dan dapat dipakai ke tempat yang formal, sepatu tidak mempunyai fitur (-) tidak praktis. Artinya sandal memakai tali dan praktis tetapi sandal jika tertimpa air atau hujan maka kaki akan terkena basah karena sandal tidak menutupi semua bagian kaki dan sandal biasanya tidak dipakai untuk acara-acara formal. Sepatu dapat dipakai pada acara-acara formal, jika terkena air atau hujan kaki tidak akan terkena basah tetapi sepatu saat dipakai tidak mudah (praktis).
Tabel 7 : Fitur Olahraga

Bermain Grup
Bermain Individual
Menggunakan Kaki
Menggunakan Tangan
Sepak Bola
+
-
+
-
Volly
+
-
-
+
Basket
+
-
-
+
Dayung
+
-
-
+
Lari
-
+
+
+
Berenang
-
+
+
+
Berdasarkan hasil temuan dan analisi saya, sepak bola, volly, basket, dan dayung mempunyai fitur (+) permainan yang dimainkan oleh grup tetapi tidak memiliki fitur (-) bermain individu. Lari dan berenang mempunyai fitur (+) permainan yang dimainkan oleh individu, tetapi tidak mempunyai fitur (-) tidak dimainkan oleh grup. Volly, basket, dayung, berenang dan dayung mempunyai fitur (+) permainan yang menggunakan  tangan, tetapi volly, dayung, basket tidak mempunyai fitur (-) tidak menggunakan dengan tangan melainkan mempunyai fitur (+) permainan yang menggunakan kaki. Arinya sepak bola merupakan permainan yang dimaikan oleh banyak orang (grup) dan pada bermain menggunakan kaki. Apabila dalam permainan sepak bola menggunakan tangan maka itu akan dikatakan sebagai pelanggaran. Volly merupakan permainan yang dimaikan oleh banyak orang (grup) dan pada saat dimainkan menggunakan tangan. Apabila dalam permainan volly menggunakan kaki maka akan dikatakan pelanggaran. Basket merupakan permainan yang dimaikan oleh banyak orang (grup) dan pada saat dimainkan menggunakan tangan. Apabila dalam permainan basket menggunakan kaki maka akan dikatakan pelanggaran. Dayung merupakan permainan yang dimaikan oleh banyak orang (grup) dan pada saat dimainkan menggunakan tangan. Lari merupakan permainan yang dimainkan oleh setiap individu dan pada saat permainan menggunakan kaki dan tangan. Berenang merupakan permainan yang dimainkan oleh setiap individu dan pada saat permainan menggunakan kaki dan tangan.
Tabel 8: Fitur penutup kepala

Perempuan
Laki-laki
Menutupi bagian kepala (rambut)
Dipaikai untuk ibadah
Topi
+
+
-
-
Kerudung
+
-
+
+
Peci
-
+
+
+
Berdasarkan hasil temuan dan analisis saya, topi mempunyai fitur (+) perempuan dan laki-laki, tetapi tidak mempunyai fitur (-) menutupi bagian kepala (rambut), dipakai ibadah. Artinya topi dapat dipakai oleh perempuan ataupun laki-laki tetapi topi tidak menutupi semua bagaian kepala dan tidak dapat dipakai untuk beribadah. Kerudung mempunyai fitur (+) perempuan, dipakai ibadah dan menutupi semua bagaian kepala, tetapi tidak mempunyai fitur (-) laki-laki. Artinya kerudung dapat dipakai oleh perempuan, dapat dipakai ibadah dan menutupi semua bagian kepala, tetapi laki-laki tidak dapat memakai kerudung. Peci mempunyai fitur (+) laki-laki, dipakai ibadah dan menutupi bagian kepala (rambut) tetapi tidak mempunyai fitur (-) perempuan. Itu artinya peci hanya digunakan oleh laki-laki. Artinya peci digunakan oleh laki-laki untuk beribadah dan menuutpi rambut, tetapi peci tidak digunakan oleh perempuan walaupun untuk beribadah.

Tabel 9: Fitur Manusia

Manusia
Jantan
Dewasa
Perempuan
+
-
+
Teruna
+
+
-
Dara
+
-
-
Penggunaan fitur semantik dapat penjelaskan beberapa elemen umpamanya, manusia/binatang, jantan/betina,dewasa /muda. Ini boleh diperbaiki sebagai + manusia,-manusia [bukan manusia], + jantan, -jantan, +dewasa dan – dewasa. Dengan itu kita dapat membezakan binatang dan manusia. Dengan demikian perkataan lelaki mempunyai fitur {+manusia, +jantan,+dewasa}.  (WAN MOHD AFFENDY BIN MUSTAPAI, 2013, JENIS-JENIS MAKNA DALAM SEMANTIK TUGASAN 2 TEORI ANALISIS KOMPONEN MAKNA (KARZ DAN FODOR),
Setiap kata dalam bahasa terdiri atas kumpulan fitur arti yang unik (Brinton 2000: 138). Berikut ini adalah contoh analisis atas komponen dari produk garmen:
Tabel 10: Fitur Produk Garmen

Haut du corps
toute la longueur
Mâle
Plus ferme
Manteau
+
+
+
+
Veste
+
-
+
+
Chemise
+
-
+
-
Chemisier
+
-
-
-
Jupe
-
+
-
-
Pantalon
-
+
+
-
Menurut analisis saya mengenai tabel 1 menjelaskan mengenai fitur semantik mengenai produk garmen, dimana manteau, veste, chemise, dan chemisier mempunyai fitur (+)  haut du corps, sedangkan yang tidak memiliki fitur (-) haut du corps yaitu jupe dan pantalon. Manteau, jupe, dan pantalon mempunyai fitur (+) toute la longueur, sedangkan veste, chemise, dan chemisier tidak memiliki fitur (-) toute la longueur. Manteau, veste, chemise, dan pantalon mempunyai fitur (+) mâle, sedangkan manteau, dan veste mempunyai fitur (+) plus ferme, sedangkan chemise, chemisier, jupe dam pantalon tidak mempunyai fitur (-) plus ferme.
Fitur 11: Fitur Manusia dan Hewan

Karnivora
Herbivora
Omnivora
Mamalia
Kambing
-
+
-
+
Singa
+
-
-
+
Beruang
-
-
+
+
Ayam
-
+
-
+
Berdasarkan hasil temuan dan analisi saya, kambing mempunyai fitur (+) herbivora, mamalia. Kambing tidak mempunyai fitur (-) karnivora, omnivora. Artinya kambing merupakan pemakan tumbuhan (herbivora) dan tergolong hewan mamalia (hewan yang dapat menyusui dan melahirkan). Kambing tidak memakan danging (karnivora) dan tidak memakan semua jenis makanan (omnivora).  Singa mempunyai fitur (+) karnivora, mamalia. Singa tidak mempunyai fitur (-) herbivora, omnivora. Artinya singa merupakan pemakan danging (karnivora) dan tergolong hewan mamalia (hewan yang dapat menyusui dan melahirkan). Singa tidak memakan tumbuhan (herbivora) dan tidak memakan semua jenis makanan (omnivora). Baruang mempunyai fitur (+) omnivora, karnivora, herbivora, mamalia. Arinya beruang merupakan hewan pemakan semua jenis makanan baik itu tumbuhan maupun danging. Beruang juga merupakan hewan yang dapat menyusui dan melahirkan. Ayam mempunyai fitur (+) herbivora. Ayam tidak mempunyai fitur (-) karnivora, omnivora, mamalia. Artinya ayam merupakan pemakan tumbuhan (herbivora). Ayam tidak memakan danging (karnivora) dan tidak memakan semua jenis makanan (omnivora) dan tergolong hewan mamalia (hewan yang dapat menyusui dan melahirkan).
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa anak-anak dapat memahami sebuah makna dari suatu konsep dengan adanya tanda-tanda atau fitu-fitur yang memudahkan ia dalam memahami konsep teresebut. Untuk lebih jelas dapat di contohkan, seekor sapi memiliki tubuh gemuk, berbadan besar, berkaki empat, memiliki dua mata yang besar, bertelinga dua, berwarna kuning dan lainnya. Ketika seorang anak melihat seekor sapi, maka ia memahami bahwa sapi itu sperti ini ( tanda yang telah dijelaskan di atas ) atau seorang anak mendengar kata “sapi” maka ia akan memahami sebagaimana ciri atau tanda yang pernah ia lehat sebelumnya. Dan bisa juga dicontohkan lagi, ketika anak melihat seekor kerbau ia juga akan mengatakan bahwa itu sapi karena memiliki tanda hampir sama dengan sapi. Beginilah anak-anak memperoleh sebuah makna dari suatu konsep menurut teori fitur ini. (Nefri, 2011, Semantik,     http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1, diakses tanggal 27 Mei 2016).
Menurut sumber yang telah saya dapatkan (Nefri, 2011, Semantik,    
http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1, diakses tanggal 27 Mei 2016). Asumsi-asumsi yang menjadi dasar hipotesis fitur-fitur semantik adalah :
a. Fitur-fitur makna yang digunakan kanak-kanak dianggap sama dengan    beberapa fitur makna yang digunakan oleh orang dewasa.
b. Karena pengalaman kanak-kanak mengenai dunia dan mengenai bahasa masih sangat terbatas bila diabandingkan dengan pengalaman orang dewasa, maka kanak-kanak hanya akan menggunakan dua atau tiga fitur saja untuk sebuah kata sebagai masukan leksikon.
c. Karena pemilihan fitur-fitur yang berkaitan ini didasarkan pada pengalaman kanak-kanak sebelumnya, maka fitur-fitur ini pada umumnya didasarkan pada informasi persepsi atau pengamatan.
Secara jelas, perkembangan pemerolehan semantik ini melalui empat tahap.
a. Tahap Penyempitan makna
Tahap ini berlangsung antara umur satu sampai satu setengah tahun. Pada tahap ini, kanak-kanak menganggap satu benda tertentu yang dicakup oleh satu makna menjadi nama dari benda tersebut. Yang disebut [meah] hanyalah kucing yang dipelihara di rumah. Begitu juga dengan [guk-guk] hanyalah anjing yang ada di rumahnya saja.
b. Tahap generalisasi
Tahap ini berlangsung antara usia satu setengah tahun sampai dua tahun setengah. Kanak-kanak mul;ai menggeneralisasikan makna sebuah kata secara berlebihan. Yang dimaksud dengan anjing atau kucing adalah semua binatang yang berkaki empat, termasuk kambing dan kerbau.
c. Tahap medan semantik
Tahap ini berlangsung antara usia dua tahun setengah sampai usia lima tahun. Kanak-kanak mulai mengelompokkan kata-kata yang berkaitan ke dalam satu medan semantik.
d. Tahap generalisasi
Setelah kanak-kanak berusia lima tahun dia memasuki tahap generalisasi. Dia mulai mampu mengenal benda-benda yang sama dari sudut persepsi. Pengenalan ini akan semakin sempurna seiring pertambahan usia.
Jadi , apabila orang dewasa mengucapkan kata-kata dalam konteks dan situasi yang yang dikenal oleh kanak-kanak, maka pengenalan ini akan menolong kanak-kanak itu memperoleh makna kata-kata itu berdasarkan bentuk, ukuran, bunyi, rasa, gerak dan lain-lain dari kata-kata baru itu. Lalu karena hanya beberapa fitur semantic yang digunakan oleh kanak-kanak untuk memperoleh makna kata pada tahap permulaan ini ( antara satu -dua tahun setengah ), maka penerapan berlebihan dari makna-makna ini tidak dapat dielakan ; dan ini merupakan ciri khas pemerolehan makna oleh kanak-kanak.


BAB IV
Penutupan
3.1 Kesimpulan
1. Semantik berasal dari bahasa Yunani, yaitu sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah seamino yang berarti menandai atau melambangkan. Banyak para ahli juga yang mendefinisikan mengenai sematik. Secara singkatnya semantik adalah ilmu linguistik yang mempelajari arti atau makana dalam suatu bahasa atau kata.
2. Cangkupan semantik terbagi menjadi tiga yaitu yang pertama membahas konsep mengenai unsur-unsur sematik, yang kedua membahas mengenai jenis-jenis makna dalam studi semanti, dan yang ketiga membahas konsep dasar mengenai aspek, kala, nomina temporal, dan modus, serta deiksis atau penunjukan dalam studi semantik. Pada dasarnya semua cakupan semantik membahas mengenai makna.
3. Fitur sematik diyakini kanak-kanak memperoleh makna suatu kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantik kata itu satu demi satu sampai semua fitur semantik itu dikuasai, seperti halnya pada orang dewasa. (Chaer, 2003). Dan peran fitur sematik yaitu bahwa anak-anak dapat memahami sebuah makna dari suatu konsep dengan adanya tanda-tanda atau fitu-fitur yang memudahkan ia dalam memahami konsep teresebut, seperti contoh-contoh yang ada pada analisi penelitian. Fitur semantik dapat diketahui melalui makna kata-kata berdasarkan bentuk, ukuran, bunyi, rasa, gerak dan lain-lain dari kata-kata baru itu.  Dalam menyatakan makna, fitur-fitur tersebut diberi tanda + atau  - . Tanda-tanda tersebut mempunyai pengertian khusus dalam memberi makna tersebut. Tanda + membawa maksud fitur tersebut wujud pada perkataan yang hendak dianalisis maknanya, dan sebaliknya tanda – bermaksud perkataan tersebut tidak mempunyai fitur tersebut. Berdasarkan teori kuat maka semua kata benda dapat dijelaskan melalui fitur sematik.

Referensi
WAN MOHD AFFENDY BIN MUSTAPAI. 2013. Jenis-jenis Makna Dalam Sematik. [Online]. Diakses dari http://wanmohdaffendy.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-makna-dalam-semantik.html?m=1
Nefri, Irwan & Rizki Arinanda. 2011. Pemerolehan Bahasa Manusia       (Semantik). [Online]. Diakses dari http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1
NN.__. Hakikat-hakikat Kemerdekaan Semantik. [Online]. Diakses dari https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/semantik/
Kridalaksanan, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Aminuddin, 1998. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.
Abdul, Chaer. 2003. Lingustik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Resmini, Novi.__. Unsur Sematik dan Jenis Makna. [Online]. Diakses dari  http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_Li67fcdBbMJ:file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_8.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a. Diakses tanggal 27 Mei 2016).
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-Flores:Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Brinton, Laurel J. 2000. The Structure of Modern English : A Linguistic Introduction. Amsterdam : John Benjamin Publishing.

----------
Semoga Bermanfaat

 

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon