Fitur Sematik Sebagai
Alat Analisis Data Bahasa Untuk Makna
Diajukan untuk
memenuhi salah satu
tugas dari salah satu mata kuliah
Linguistique Generale dari dosen
pengampu :
Drs. Dudung Gumilar,M.Sc.Lib.
Oleh
Ajeng
Lisfiani [1506212]
PENDIDIKAN
BAHASA PERANCIS
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
Kata
Pengantar
Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah yakni mata kuliah Linguistique Generale. Ilmu lingistik
yaitu ilmu yang tidak hanya membahas struktur bahasa. Tatapi dalam ilmu
linguistik dibahas berbagai aspek bahasa. Ilmu lingustik membahas bahasa secara
umum serta membahas seluk-beluk bahasa. Maka dari itu penting mengetahui ilmu
linguistik sebagai media komunikasi yang bersifat komunikatif. Dengan menguasai
ilmu lingustik masyarakat akan mengetahui berbagai bidang-bidang bahasan dalam
linguistik, seperti fonetik, fonologi, morfologi, lexikologi, sintaksis, dan
sematik. Maka dari itu paper ini
disusun
dengan semaksimal mungkin atas bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu
penyelesaian paper ini, penyusun mengucapkan terima kasih.
Puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa
shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita yakni
Nabi Muhammad SAW, kapada keluarganya,
kapada sahabatnya hingga kepada kita selaku umatnya.
Penyusun
menyadari paper ini jauh dari kata sempurna seperti pepatah “Tiada gading yang
tak retak”.Oleh karena itu penyusun menerima dengan tangan terbuka untuk kritik dan saran agar dapat
menyempurnakan paper ini.
Akhir kata penyusun berharap paper ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi kita semua umumnya.
Bandung, 24 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................
|
i
|
DAFTAR
ISI..............................................................................................
|
ii
|
BAB
I PENDAHULUAN..........................................................................
|
1
|
BAB
II LANDASAN TEORI....................................................................
|
2
|
2.1
Definisi Semantik..........................................................................
|
2
|
2.2
Cakupan Sematik..........................................................................
|
3
|
2.3
Definisi Fitur Semantik.................................................................
|
3
|
2.3.1. Teori
Futur....................................................................
|
3
|
2.3.2
Fitur Semantik..............................................................
|
4
|
BAB
III ANALISI DATA..........................................................................
|
5
|
BAB
IV PENUTUPAN..............................................................................
|
16
|
3.1
Kesimpulan...................................................................................
|
16
|
Referensi………….....................................................................................
|
17
|
BAB
I
Pendahuluan
Paper
ini membahas semantik dalam bidang fitur sematik sebagai sumber data penelitian
linguistik. Tujuan dari paper ini adalah :
1) mendeskripsikan
pengertian sematik,
2) mendeskripsikan
cakupan-cakupan semantik, dan
3)
mendeskripsikan peran fitur semantik sebagai sumber data penelitian linguistik.
Adapun paper ini
dibatasi oleh tiga pertanyaan penelitian yaitu:
1)
Apakah semantik?,
2)
Apa saja cakupan semantik?, dan
3) Apa peran futur semantik dalam
penelitian linguistik?.
Untuk
menjawab pertanyaan diatas, paper ini meggunakan pendekatan kualitatif, dengan
metode deskriptif dan teknik penelitian menggunakan study pustaka. Hasil
penelitan menunjukan bahwa lingustik adalah Ilmu yang membahas bahasa secara
umum serta membahas seluk-beluk bahasa. Maka dari itu penting mengetahui ilmu
linguistik sebagai media komunikasi yang bersifat komunikatif dan futur
semantik dapat dijadikan analisi penelitan dalam ilmu linguistik dalam bidang
semantik.
BAB
II
Landasan
Teori
2.1 Definisi semantik
Semantik sebagai istilah di dalam ilmu
bahasa mempunyai pengertian tertentu. Menurut Aminuddin (1998), Semantik yang
semula berasal dari bahasa Yunani, mengandung makna to signift atau
memaknai. Sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang
makna”. Dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik
merupakan bagian dari linguistik.
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata
kerjanya adalah seamino yang berarti menandai atau melambangkan. Yang
dimaksud tanda atau lambang di sini adalah tanda-tanda linguistik yang terdiri
atas (1) komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa dan (2)
komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama. Kedua komponen ini
adalah tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah
sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai
referent/acuan/hal yang ditunjuk. Berdasarkan paparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa ilmu Semantik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Semantik adalah ilmu
tentang makna atau arti.
(NN,__, Semantik Bahasa Indonesia,
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:D2UfE1hFxjkJ:file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_7.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a,
diakses tanggal 27 Mei 2016).
Kridalaksana (1993: 193-194) memberikan
pengertian semantik sebagai (1) bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan
makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara; (2) sistem dan
penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya.
Sementara itu, Keraf (1982) mengemukakan bahwa semantik adalah bagian dari
tatabahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan
dari arti suatu kata. Sedangkan Harimurti (1982) mengemukakan bahwa, semantik
adalah bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan atau kata
atau cabang ilmu bahasa yang mengkaji antara lambang dan referennya, misalnya
kata kata kursi bereferen dengan “sebuah benda yang fungsinya dipakai
duduk dengan kaki terdiri atas empat”. Berdasarkan pengertian di atas, semantik
pada dasarnya merupakan salah satu cabang lingustik yang mengkaji terjadinya
berbagai kemungkinan makna suatu kata dan pengembangannya seiring dengan
terjadinya perubahan dalam masyarakat bahasa. Semantik adalah ilmu yang
mempelajari makna.
2.2 Cakupan semantik
Cangkupan
sematik diantaranya: Pertama,
mempelajari dan memahami konsep unsur-unsur semantik, yang terdiri atas (1)
tanda dan lambang (simbol), (2) makna leksikal dan hubungan referensial, dan
(3) mempelajari dan memahami mengenai konsep penamaan. Kedua, mempelajari dan
memahami jenis-jenis makna dalam studi semantik, yang terbagi atas (1) makna
sempit, (2) makna luas, (3) makna kognitif, (4) makna konotatif dan emotif, (5)
makna referensial, (6) makna konstruksi, (7) makna leksikal dan makna
gramatikal, (8) makna idesional, (9) makna proposisi, (10) makna pusat, (11)
makna piktorial, dan (12) makna idiomatic. Ketiga, mempelajari serta
memahami konsep dasar mengenai aspek, kala, nomina temporal, dan modus, serta
deiksis atau penunjukan dalam studi semantik. (Resmini,__, Unsur Sematik dan Jenis Makna, http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_Li67fcdBbMJ:file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_8.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a. Diakses tanggal 27 Mei 2016).
2.3 Definisi traits sématiques (Fitur
Semantik)
2.3.1. Teori
Fitur
Diceritakan
dalam sebuah blog mengenai arti fitur (Nefri, 2011, Pemerolehan Bahasa Manusia (Semantik);
http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1,
diakses tanggal 27 Mei 2016) untuk dapat mangkaji pemerolehan semantik
kanak-kanak kita perlu terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan makna
atau arti itu. Menurut salah satu teori semantik yang baru, maka dapat
dijelaskan berdasarkan yang disebut fitur-fitur atau penanda-penanda semantik.
Ini berarti, makna sebuah kata merupakan gabungan dari fitur-fitur semantik
ini.
2.3.2
Fitur Semantik
Dalam
teori ini diyakini kanak-kanak memperoleh makna suatu kata dengan cara
menguasai fitur-fitur semantik kata itu satu demi satu sampai semua fitur
semantik itu dikuasai, seperti halnya pada orang dewasa. Contoh pemerolehan
semantik ini, menurut Clark, pada mulanya kanak-kanak berbahasa Inggris
menyebut semua bintaag berkaki empat doggie atau kitty, atau apa saja larena
mulanya kanak-kanak itu hanya menguasai beberapa fitur semantik. Yakni
[+human], [+animal}, dan [+four legged]. Seiring perkembangan usianya
fitur-fitur semantik lain juga dikuasai sehingga pada umur tertentu kanak-kanak
itu dapat membedakan dogie dan kitty.(Chaer, 2003).
BAB
III
Analisis
Data
Saya
sekarang menemukan fitur semantik, yang mempunyai kategori dan nilai-nilai,
namun pada sistem umum tetap sama. Dasar umum semantik didefinisikan oleh garis
(+) jika mempunyai fitur sepeti pada manusia dengan semua pernyataan, dan
masing-masing atau setiap istilah dibedakan dari orang lain setidaknya satu
sifat atau lebih. Ini dimaksudakan agar fitur semantik semakin jelas. Akan
tetapi jika tidak tidak memiliki fitur maka dapat didefinisikan oleh garis (-).
Bahkan, sistem ini juga termasuk redundasi yang sama dengan sistem fonologi.
Hal ini dapat mengurangi salah satu dari dua kategori yang dihasilkan. Berikut
ini hasil temuan dan analisis saya.
Tabel
1: Fitur Tempat
Menerima
|
Dengan
uang
|
Dibatas
waktu
|
permanen
|
|
Hotel
|
+
|
+
|
+
|
-
|
Kontrakan
|
+
|
+
|
+
|
-
|
Rumah
orang tua
|
+
|
-
|
-
|
+
|
Rumah
sodara
|
+
|
-
|
+
|
-
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisi saya, hotel mempunyai fitur (+) menerima, deangan
uang, dibatasi waktu. Hotel tidak mempunyai fitur (-) permanen. Artinya hotel
dapat kita gunakan (menerima) ketika kita membayar dengan uang dengan batas
penggunaan yang ditentukan dan sifatnya tidak permanen. Kontrakan mempunyai
fitur (+) menerima, deangan uang, dibatasi waktu. Kontrakan tidak mempunyai
fitur (-) permanen. Artinya kontrakan dapat kita gunakan (menerima) ketika kita
membayar dengan uang dengan batas penggunaan yang ditentukan dan sifatnya tidak
permanen. Rumah orang tua mempunyai
fitur (+) menerima, permanen. Rumah orang tua
tidak mempunyai fitur (-) dengan uang, dibatasi waktu. Artinya rumah
orang tua dapat kita gunakan tanpa menggunakan uang (membayar) dan tidak
dibatasi dengan waktu tertentu untuk tinggal karena bersifat permanen. Rumah
saudara mempunyai fitur (+) menerima, dibatasi waktu. Rumah saudara tidak
mempunyai fitur (-) dengan uang, permanen. Artinya rumah saudara dapat
digunakan tanpa menggunakan uang (membayar) namun dibatasi oleh waktu karena
tidak bersifat permanen.
Fitur
2: Fitur Bacaan
Anak
|
Remaja
|
Dewasa
|
|
Komik
|
+
|
+
|
-
|
Majalah
|
-
|
+
|
+
|
Koran
|
-
|
-
|
+
|
Cerpen
|
+
|
+
|
+
|
Novel
|
-
|
+
|
+
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisi saya, komik mempunyai fitur (+) anak, dewasa dan remaja . Artinya komik
biasanya dibaca oleh semua kalangan. Majalah mempunyai fitur (+) Remja, dewasa,
majalah tidak mempunyai fitur (-) anak-anak. Artinya majalah biasanya dibaca
oleh rebacamaja dan dewasa, majalah tidak dibaca oleh anak-anak. Koran
mempunyai fitur (+) dewasa, koran tidak mempunyai fitur (-) anak-anak, dewasa.
Artinya koran biasanya dibaca oleh orang dewasa, koran biasanya tidak dibaca
oleh anak-anak dan remaja. Cerpen
mempunyai fitur (+) anak, dewasa
dan remaja . Artinya cerpen biasanya dibaca oleh semua kalangan. Novel
mempunyai fitur (+) Remja, dewasa, Novel tidak mempunyai fitur (-) anak-anak.
Artinya novel biasanya dibaca oleh remaja dan dewasa, novel tidak dibaca oleh
anak-anak.
Dalam
hal binatangpula sukar hendak dibedakan antara satu sama lain melainkan fitur
semantik seperti kerbau, lembu dan kuda. Dengan demikian, perhatikan tabel 3 :
Fitur Binantang
Manusia
|
Jantan
|
Dewasa
|
Berkaki
Empat
|
Bermata
dua
|
Bertelinga
dua
|
Berkumis
|
Berbulu
|
|
Kerbau
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Lembu
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Kuda
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Berdasarkan
penjelasan ini, bolehlah kita rumuskan bahawa setiap perkataan mengandungi
komponen makna atau fitur makna yang boleh disenaraikan untuk dihuraikan. Teori
fitur mengatakan bahwa konsep terbentuk dari sekelompok unit yang lebih kecil
yang dinamakan fitur. Konsep mengenai objek yang dinamakan kerbau, lembu, dan
kuda mempunyai sekelompok fitur (+) yakni, (a) berkaki empat,(b) bermata dua,
(c) bertelinga dua, (d) berhidung satu, (e) berkumis, (f) berbulu, (g) berwarna
putih, hitam, coklat, dan tidak mempunyai (-) fitur manusia. Pada lembu dan
kuda tidak mempunyai fitur (-) jantan, sedangkan kerbau mempunyai fitur (+)
jantan. (WAN MOHD AFFENDY BIN MUSTAPAI, 2013, JENIS-JENIS MAKNA DALAM SEMANTIK TUGASAN 2 TEORI ANALISIS KOMPONEN
MAKNA (KARZ DAN FODOR),
http://wanmohdaffendy.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-makna-dalam-semantik.html?m=1,
diakses tanggal 27 Mei 2016).
Tabel
4: Fitur kendaraan
Roda
4
|
Roda
2
|
Menggunakan
Bahan Bakar
|
|
Mobil
|
+
|
-
|
+
|
Motor
|
-
|
+
|
+
|
Sepeda
|
-
|
+
|
-
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisi saya, mobil
mempunyai fitur (+) roda 4. Motor dan sepeda tidak mempunyai fitur (-) roda 4.
Mobil tidak mempunyai fitur (-) roda 2. Mobil dan motor mempunyai fitur (+)
menggunakan bahan bakar, sedangkan sepeda tidak mempunyai fitur (-) menggunakan
bahan bakar. Artinya mobil merupakan kenadaraan roda 4 yang menggunakan bahan
bakar. Motor merupakan kedaraan roda 2 yang menggunakan bahan bakar dan sepeda
merupakan kendaran roda 2 yang tidak menggunakan bahan bakar.
Tabel
5: Fitur Pakaian
Perempuan
|
Laki-laki
|
Menutupi
seluruh tubuh
|
Dipakai
untuk beribadah
|
|
Sarung
|
-
|
+
|
-
|
+
|
Mukena
|
+
|
-
|
+
|
+
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisis saya, sarung mempunyai fitur (+) dipakai untuk
laki-laki dan dipakai untuk beribadah, sarung tidak mempunyai fitur (-) tidak
dipakai oleh perempuan dan tidak menutupi seluruh bagian tubuh. Mukena
mempunyai fitur (+) dipakai oleh perempuan, menutupi seluruh tubuh, dan dipakai
untuk beribadah, sedangkan mukena tidak mempunyai fitur (-) tidak dipakai oleh
laki-laik. Jadi sarung dan mukena mempunyai fitur yang sama yaitu dipakai untuk
beribadah.
Tabel
6: Fitur Benda
Menutupi
semua kaki
|
Tidak
tembus air
|
Memakai
tali
|
Formal
|
Praktis
|
|
Sandal
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
Sepatu
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisi saya, sandal mempunyai fitur (+) memakai tali dan
praktis, sandal tidak mempunyai fitur (-) tidak menutupi semua kaki, dapat
tembus air, dan tidak dapat dipakai ke tempat yang formal. Sedangkan sepatu
mempunyai fitur (+) menutupi semua kaki, tidak tembus air, dan dapat dipakai ke
tempat yang formal, sepatu tidak mempunyai fitur (-) tidak praktis. Artinya
sandal memakai tali dan praktis tetapi sandal jika tertimpa air atau hujan maka
kaki akan terkena basah karena sandal tidak menutupi semua bagian kaki dan
sandal biasanya tidak dipakai untuk acara-acara formal. Sepatu dapat dipakai
pada acara-acara formal, jika terkena air atau hujan kaki tidak akan terkena
basah tetapi sepatu saat dipakai tidak mudah (praktis).
Tabel
7 : Fitur Olahraga
Bermain
Grup
|
Bermain
Individual
|
Menggunakan
Kaki
|
Menggunakan
Tangan
|
|
Sepak
Bola
|
+
|
-
|
+
|
-
|
Volly
|
+
|
-
|
-
|
+
|
Basket
|
+
|
-
|
-
|
+
|
Dayung
|
+
|
-
|
-
|
+
|
Lari
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Berenang
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisi saya, sepak bola, volly, basket, dan dayung mempunyai
fitur (+) permainan yang dimainkan oleh grup tetapi tidak memiliki fitur (-)
bermain individu. Lari dan berenang mempunyai fitur (+) permainan yang
dimainkan oleh individu, tetapi tidak mempunyai fitur (-) tidak dimainkan oleh
grup. Volly, basket, dayung, berenang dan dayung mempunyai fitur (+) permainan
yang menggunakan tangan, tetapi volly,
dayung, basket tidak mempunyai fitur (-) tidak menggunakan dengan tangan
melainkan mempunyai fitur (+) permainan yang menggunakan kaki. Arinya sepak
bola merupakan permainan yang dimaikan oleh banyak orang (grup) dan pada
bermain menggunakan kaki. Apabila dalam permainan sepak bola menggunakan tangan
maka itu akan dikatakan sebagai pelanggaran. Volly merupakan permainan yang
dimaikan oleh banyak orang (grup) dan pada saat dimainkan menggunakan tangan.
Apabila dalam permainan volly menggunakan kaki maka akan dikatakan pelanggaran.
Basket merupakan permainan yang dimaikan oleh banyak orang (grup) dan pada saat
dimainkan menggunakan tangan. Apabila dalam permainan basket menggunakan kaki
maka akan dikatakan pelanggaran. Dayung merupakan permainan yang dimaikan oleh
banyak orang (grup) dan pada saat dimainkan menggunakan tangan. Lari merupakan
permainan yang dimainkan oleh setiap individu dan pada saat permainan
menggunakan kaki dan tangan. Berenang merupakan permainan yang dimainkan oleh
setiap individu dan pada saat permainan menggunakan kaki dan tangan.
Tabel
8: Fitur penutup kepala
Perempuan
|
Laki-laki
|
Menutupi
bagian kepala (rambut)
|
Dipaikai
untuk ibadah
|
|
Topi
|
+
|
+
|
-
|
-
|
Kerudung
|
+
|
-
|
+
|
+
|
Peci
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisis saya, topi mempunyai fitur (+) perempuan dan
laki-laki, tetapi tidak mempunyai fitur (-) menutupi bagian kepala (rambut), dipakai
ibadah. Artinya topi dapat dipakai oleh perempuan ataupun laki-laki tetapi topi
tidak menutupi semua bagaian kepala dan tidak dapat dipakai untuk beribadah.
Kerudung mempunyai fitur (+) perempuan, dipakai ibadah dan menutupi semua
bagaian kepala, tetapi tidak mempunyai fitur (-) laki-laki. Artinya kerudung
dapat dipakai oleh perempuan, dapat dipakai ibadah dan menutupi semua bagian
kepala, tetapi laki-laki tidak dapat memakai kerudung. Peci mempunyai fitur (+)
laki-laki, dipakai ibadah dan menutupi bagian kepala (rambut) tetapi tidak
mempunyai fitur (-) perempuan. Itu artinya peci hanya digunakan oleh laki-laki.
Artinya peci digunakan oleh laki-laki untuk beribadah dan menuutpi rambut,
tetapi peci tidak digunakan oleh perempuan walaupun untuk beribadah.
Tabel
9: Fitur Manusia
Manusia
|
Jantan
|
Dewasa
|
|
Perempuan
|
+
|
-
|
+
|
Teruna
|
+
|
+
|
-
|
Dara
|
+
|
-
|
-
|
Penggunaan
fitur semantik dapat penjelaskan beberapa elemen umpamanya, manusia/binatang,
jantan/betina,dewasa /muda. Ini boleh diperbaiki sebagai + manusia,-manusia
[bukan manusia], + jantan, -jantan, +dewasa dan – dewasa. Dengan itu kita dapat
membezakan binatang dan manusia. Dengan demikian perkataan lelaki mempunyai
fitur {+manusia, +jantan,+dewasa}. (WAN
MOHD AFFENDY BIN MUSTAPAI, 2013, JENIS-JENIS
MAKNA DALAM SEMANTIK TUGASAN 2 TEORI ANALISIS KOMPONEN MAKNA (KARZ DAN FODOR),
http://wanmohdaffendy.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-makna-dalam-semantik.html?m=1,
diakses tanggal 27 Mei 2016).
Setiap
kata dalam bahasa terdiri atas kumpulan fitur arti yang unik (Brinton 2000:
138). Berikut ini adalah contoh analisis atas komponen dari produk garmen:
Tabel
10: Fitur Produk Garmen
Haut
du corps
|
toute
la longueur
|
Mâle
|
Plus
ferme
|
|
Manteau
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Veste
|
+
|
-
|
+
|
+
|
Chemise
|
+
|
-
|
+
|
-
|
Chemisier
|
+
|
-
|
-
|
-
|
Jupe
|
-
|
+
|
-
|
-
|
Pantalon
|
-
|
+
|
+
|
-
|
Menurut
analisis saya mengenai tabel 1 menjelaskan mengenai fitur semantik mengenai
produk garmen, dimana manteau, veste, chemise, dan chemisier mempunyai fitur
(+) haut du corps, sedangkan yang tidak memiliki
fitur (-) haut du corps yaitu jupe dan pantalon. Manteau, jupe, dan pantalon
mempunyai fitur (+) toute la longueur, sedangkan veste, chemise, dan chemisier
tidak memiliki fitur (-) toute la longueur. Manteau, veste, chemise, dan
pantalon mempunyai fitur (+) mâle, sedangkan manteau, dan veste mempunyai fitur
(+) plus ferme, sedangkan chemise, chemisier, jupe dam pantalon tidak mempunyai
fitur (-) plus ferme.
Fitur
11: Fitur Manusia dan Hewan
Karnivora
|
Herbivora
|
Omnivora
|
Mamalia
|
|
Kambing
|
-
|
+
|
-
|
+
|
Singa
|
+
|
-
|
-
|
+
|
Beruang
|
-
|
-
|
+
|
+
|
Ayam
|
-
|
+
|
-
|
+
|
Berdasarkan
hasil temuan dan analisi saya, kambing mempunyai fitur (+) herbivora, mamalia.
Kambing tidak mempunyai fitur (-) karnivora, omnivora. Artinya kambing
merupakan pemakan tumbuhan (herbivora) dan tergolong hewan mamalia (hewan yang
dapat menyusui dan melahirkan). Kambing tidak memakan danging (karnivora) dan
tidak memakan semua jenis makanan (omnivora). Singa mempunyai fitur (+) karnivora, mamalia.
Singa tidak mempunyai fitur (-) herbivora, omnivora. Artinya singa merupakan
pemakan danging (karnivora) dan tergolong hewan mamalia (hewan yang dapat
menyusui dan melahirkan). Singa tidak memakan tumbuhan (herbivora) dan tidak
memakan semua jenis makanan (omnivora). Baruang mempunyai fitur (+) omnivora,
karnivora, herbivora, mamalia. Arinya beruang merupakan hewan pemakan semua
jenis makanan baik itu tumbuhan maupun danging. Beruang juga merupakan hewan
yang dapat menyusui dan melahirkan. Ayam mempunyai fitur (+) herbivora. Ayam
tidak mempunyai fitur (-) karnivora, omnivora, mamalia. Artinya ayam merupakan
pemakan tumbuhan (herbivora). Ayam tidak memakan danging (karnivora) dan tidak
memakan semua jenis makanan (omnivora) dan tergolong hewan mamalia (hewan yang
dapat menyusui dan melahirkan).
Dari
penjelasan di atas dapat dipahami bahwa anak-anak dapat memahami sebuah makna
dari suatu konsep dengan adanya tanda-tanda atau fitu-fitur yang memudahkan ia
dalam memahami konsep teresebut. Untuk lebih jelas dapat di contohkan, seekor
sapi memiliki tubuh gemuk, berbadan besar, berkaki empat, memiliki dua mata
yang besar, bertelinga dua, berwarna kuning dan lainnya. Ketika seorang anak
melihat seekor sapi, maka ia memahami bahwa sapi itu sperti ini ( tanda yang
telah dijelaskan di atas ) atau seorang anak mendengar kata “sapi” maka ia akan
memahami sebagaimana ciri atau tanda yang pernah ia lehat sebelumnya. Dan bisa
juga dicontohkan lagi, ketika anak melihat seekor kerbau ia juga akan
mengatakan bahwa itu sapi karena memiliki tanda hampir sama dengan sapi. Beginilah
anak-anak memperoleh sebuah makna dari suatu konsep menurut teori fitur ini. (Nefri,
2011, Semantik, http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1,
diakses tanggal 27 Mei 2016).
Menurut
sumber yang telah saya dapatkan (Nefri, 2011, Semantik,
http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1,
diakses tanggal 27 Mei 2016).
Asumsi-asumsi yang menjadi dasar hipotesis fitur-fitur semantik adalah :
a. Fitur-fitur makna yang digunakan
kanak-kanak dianggap sama dengan
beberapa fitur makna yang digunakan oleh orang dewasa.
b. Karena pengalaman kanak-kanak
mengenai dunia dan mengenai bahasa masih sangat terbatas bila diabandingkan
dengan pengalaman orang dewasa, maka kanak-kanak hanya akan menggunakan dua
atau tiga fitur saja untuk sebuah kata sebagai masukan leksikon.
c. Karena pemilihan fitur-fitur yang
berkaitan ini didasarkan pada pengalaman kanak-kanak sebelumnya, maka
fitur-fitur ini pada umumnya didasarkan pada informasi persepsi atau
pengamatan.
Secara
jelas, perkembangan pemerolehan semantik ini melalui empat tahap.
a.
Tahap Penyempitan makna
Tahap ini berlangsung antara umur satu
sampai satu setengah tahun. Pada tahap ini, kanak-kanak menganggap satu benda
tertentu yang dicakup oleh satu makna menjadi nama dari benda tersebut. Yang
disebut [meah] hanyalah kucing yang dipelihara di rumah. Begitu juga dengan
[guk-guk] hanyalah anjing yang ada di rumahnya saja.
b.
Tahap generalisasi
Tahap ini berlangsung antara usia satu
setengah tahun sampai dua tahun setengah. Kanak-kanak mul;ai
menggeneralisasikan makna sebuah kata secara berlebihan. Yang dimaksud dengan
anjing atau kucing adalah semua binatang yang berkaki empat, termasuk kambing
dan kerbau.
c.
Tahap medan semantik
Tahap ini berlangsung antara usia dua
tahun setengah sampai usia lima tahun. Kanak-kanak mulai mengelompokkan
kata-kata yang berkaitan ke dalam satu medan semantik.
d.
Tahap generalisasi
Setelah kanak-kanak berusia lima tahun
dia memasuki tahap generalisasi. Dia mulai mampu mengenal benda-benda yang sama
dari sudut persepsi. Pengenalan ini akan semakin sempurna seiring pertambahan
usia.
Jadi
, apabila orang dewasa mengucapkan kata-kata dalam konteks dan situasi yang
yang dikenal oleh kanak-kanak, maka pengenalan ini akan menolong kanak-kanak
itu memperoleh makna kata-kata itu berdasarkan bentuk, ukuran, bunyi, rasa,
gerak dan lain-lain dari kata-kata baru itu. Lalu karena hanya beberapa fitur
semantic yang digunakan oleh kanak-kanak untuk memperoleh makna kata pada tahap
permulaan ini ( antara satu -dua tahun setengah ), maka penerapan berlebihan
dari makna-makna ini tidak dapat dielakan ; dan ini merupakan ciri khas
pemerolehan makna oleh kanak-kanak.
BAB IV
Penutupan
3.1 Kesimpulan
1. Semantik berasal
dari bahasa Yunani, yaitu sema (kata benda) yang berarti tanda atau
lambang. Kata kerjanya adalah seamino yang berarti menandai atau
melambangkan. Banyak para ahli juga yang mendefinisikan mengenai sematik.
Secara singkatnya semantik adalah ilmu linguistik yang mempelajari arti atau
makana dalam suatu bahasa atau kata.
2. Cangkupan semantik terbagi menjadi tiga yaitu yang pertama membahas
konsep mengenai unsur-unsur sematik, yang kedua membahas mengenai jenis-jenis
makna dalam studi semanti, dan yang ketiga membahas konsep dasar mengenai
aspek, kala, nomina temporal, dan modus, serta deiksis atau penunjukan dalam
studi semantik. Pada dasarnya semua cakupan semantik membahas mengenai makna.
3. Fitur sematik diyakini
kanak-kanak memperoleh makna suatu kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantik
kata itu satu demi satu sampai semua fitur semantik itu dikuasai, seperti
halnya pada orang dewasa. (Chaer, 2003). Dan peran fitur sematik yaitu bahwa
anak-anak dapat memahami sebuah makna dari suatu konsep dengan adanya
tanda-tanda atau fitu-fitur yang memudahkan ia dalam memahami konsep teresebut,
seperti contoh-contoh yang ada pada analisi penelitian. Fitur semantik dapat diketahui
melalui makna kata-kata berdasarkan bentuk, ukuran, bunyi, rasa, gerak dan
lain-lain dari kata-kata baru itu. Dalam
menyatakan makna, fitur-fitur tersebut diberi tanda + atau - .
Tanda-tanda tersebut mempunyai pengertian khusus dalam memberi makna tersebut.
Tanda + membawa maksud fitur tersebut wujud pada perkataan yang hendak
dianalisis maknanya, dan sebaliknya tanda – bermaksud perkataan tersebut tidak
mempunyai fitur tersebut. Berdasarkan
teori kuat maka semua kata benda dapat dijelaskan melalui fitur
sematik.
Referensi
WAN MOHD AFFENDY BIN MUSTAPAI. 2013. Jenis-jenis Makna Dalam Sematik.
[Online]. Diakses dari http://wanmohdaffendy.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-makna-dalam-semantik.html?m=1
Nefri, Irwan & Rizki Arinanda. 2011. Pemerolehan
Bahasa Manusia (Semantik). [Online].
Diakses dari http://afrizaldaonk.blogspot.co.id/2011/01/semantik.html?m=1
NN.__. Hakikat-hakikat Kemerdekaan Semantik. [Online]. Diakses dari https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/semantik/
Kridalaksanan, Harimurti.
1993. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Aminuddin, 1998. Semantik: Pengantar
Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.
Abdul, Chaer. 2003. Lingustik Umum. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
NN.__. Sematik Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:D2UfE1hFxjkJ:file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_7.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a.
Resmini, Novi.__. Unsur Sematik dan Jenis Makna. [Online]. Diakses dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_Li67fcdBbMJ:file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_8.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a. Diakses tanggal 27 Mei 2016).
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-Flores:Nusa
Indah.
Kridalaksana, Harimurti.
1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Brinton, Laurel J. 2000. The Structure of Modern English : A Linguistic Introduction. Amsterdam
: John Benjamin Publishing.
----------
Semoga Bermanfaat
EmoticonEmoticon